Setiap membahas soal nuklir, saya pasti
teringat dengan Perang Dunia II, ketika kota Hiroshima-Nagasaki dibom
atom oleh sekutu. Saya juga teringat dengan kebocoran reaktor nuklir di
Chernobyl, Ukraina pada tahun 1986, yang melepaskan radioaktif 400 kali
lebih banyak dibandingkan bom atom Hiroshima-Nagasaki. Akibatnya memang
sangat fatal. Makanya, negara-negara yang bisa mengembangkan teknologi
nuklir dengan baik biasanya dianggap negara “adikuasa” yang ditakuti.
Bagaimana dengan Indonesia? Indonesia pun
sebenarnya giat, kok, dalam mengembangkan teknologi nuklir. Bahkan kita
juga punya jurusan kuliah Teknik Nuklir. Yuk, kenalan lebih jauh dengan jurusan ini!
Apa, sih, yang dipelajari di jurusan Teknik Nuklir?
Pertama, kamu harus tahu bahwa pada
dasarnya, teknik nuklir mempelajari teknik penerapan fenomena interaksi
radiasi pengion dengan materi. Apa itu pengion? Kamu yang anak IPA pasti
pernah belajar tentang sinar X dan sinar Gamma di pelajaran Fisika.
Nah, sinar-sinar tersebut adalah “pengion”, alias sesuatu yang dapat
menyebabkan proses ionisasi pada suatu materi. Materi ini bisa berupa
materi Fisika, misalnya untuk proses pengawetan makanan, ataupun materi
berupa sel biologi.
Teknik Nuklir juga mempelajari fenomena reaksi nuklir.
Seperti yang mungkin sudah kamu pelajari
di pelajaran Fisika, ada reaksi peluruhan, reaksi fusi (penggabungan),
dan reaksi fisi (pemisahan) yang terjadi pada atom. Fenomena-fenomena
ini dipelajari dalam jurusan Teknik Nuklir untuk penerapan dalam bidang
energi.
Selama belajar di Teknik Nuklir, kamu akan
mendapat beberapa mata kuliah seputar teknologi nuklir seperti Fisika
Atom dan Inti, Elektronika Nuklir, Instrumentasi Nuklir, dan Analisis
Reaktor Nuklir.
Universitas mana saja yang menyediakan jurusan Teknik Nuklir?
Nah, di Indonesia, jurusan S1 Teknik Nuklir hanya terdapat di Universitas Gadjah Mada.
Di UGM, terdapat dua konsentrasi teknik nuklir, yaitu Teknik Energi
Nuklir dan Fisika Medik. Teknik Energi Nuklir lebih fokus kepada
pengembangan nuclear power plant dan aplikasi radiasi di bidang industri.
Sedangkan Fisika Medik lebih fokus kepada penerapan nuklir di bidang radiologi klinik.
Selain UGM, ada juga Sekolah Tinggi
Teknik Nuklir-BATAN yang berlokasi di Yogyakarta. Bedanya, STTN ini
bersifat kedinasan dan menyediakan jenjang Diploma-IV, bukan S1. Di
STTN, terdapat tiga program studi yang bisa kamu pilih, yaitu
elektronika-instrumentasi, elektromekanik, dan teknokimia.
Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknik Nuklir-BATAN, Yogyakarta
Bagaimana Prospek Kerja Lulusan Teknik Nuklir?
Yang pasti anak jurusan Teknik Nuklir bisa
kerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagai peneliti. Bisa juga kerja
di bagian radiologi di rumah sakit. Rontgen ataupun radioterapi yang
biasa digunakan untuk pengobatan kanker adalah penerapan ilmu teknik
nuklir, lho, gaes.
Kalau kamu tertarik di bidang energi, kamu juga bisa bekerja di nuclear power plant.
Memang, saat ini Indonesia belum punya Pembangkit Listrik Tenaga
Nuklir, tetapi kamu juga bisa berpeluang bekerja di nuclear power plant
di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, Jepang, ataupun Rusia.
Tertarik?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar